Rabu, 25 November 2015

Sambut Hari Guru, Siswa SMA Negeri 1 Sungailiat Buat Guru Menangis






Haru menyelimuti lapangan upacara SMA Negeri 1 Sungailiat- Rabu, 25 November 2015.  Hari Guru Nasional menjadi sebuah alasan besar para siswa Smansa berkumpul di depan gedung baru. Sepulang dari Pangkalpinang, Efri Rantos langsung disambut hangat siswanya di koridor gedung baru. Guru-guru, seusai upacara di Bina Satria, sudah terlebih dahulu berkumpul untuk menantikan acara ini.

“Anak-anak sebagai generasi pembelajar. Sekolah seharusnya menjadi sekolah yang nyaman bagi anak-anak. Dengan perasaan senang baik ketika datang ke sekolah maupun sepulangnya.” Ucap Efri Rantos. Dalam sambutannya, Efri Rantos juga menyampaikan pesan Anies Baswedan buat guru. Efri Rantos hanya bisa tersenyum haru, melihat para siswa menghambur ke arahnya dengan membawa kue dan bunga.

SMA Negeri 1 Sungailiat merayakan hari guru dengan konsep yang berbeda-beda setiap tahunnya. Tahun-tahun sebelumnya, Hari Guru disambut siswa dengan berbagai bumbu akting sandiwara yang membuat guru panik dan naik pitam. Sedangkan untuk tahun ini, siswa bisa lebih dewasa dalam menyikapi hari guru melalui perayaan yang lebih tertib.


Acara meliputi pembukaan, doa, penyerahan kue, dan pemotongan tumpeng Pada acara puncak, tiap-tiap guru menerima setangkai bunga persembahan anak didiknya.



“Secara keseluruhan sudah ter-cover dengan baik. Suasana memang dasarnya mengharukan. Banyak guru-guru yang kalut dalam suasana. Terlebih lagi, doa Pak Adhan untuk guru kita, Ibu Fauziah, yang paling membuat saya sedih.” Ucap Sofiah, S.Pd menyebutkan Ibu Fauziah sebagai salah satu potret guru yang mengabdi hingga masa tuanya, sekarang sedang menjalani pengobatan di Palembang.

 “Kalau dibilang terencana sih, tidak karena persiapan kegiatan ini cuma sehari, baru kemarin sejak tahap perencanaan, pemesanan kue, tumpeng, dan menyebar informasi kepada seluruh siswa untuk membawa bunga plastik.” Ucap Ade Fajar, ketua OSIS SMA Negeri 1 Sungailiat 2015/2016.

Mereka (OSIS-red) menyiapkan segala perlengkapan saat guru-guru mengikuti upacara Hari Guru di Bina Satria. Mereka  mempercantik kemasan bunga plastik yang dibawa seluruh siswa untuk dipersembahkan seelok mungkin kepada guru-guru.

“Sederhana saja, tahun ini acara lebih resmi dan terkesan serius, jika  dibanding tahun sebelumnya yang anti-mainstream. Untuk tahun ini,  kami tidak menyiapkan kejutan seperti itu lagi, apalagi hingga harus membuat guru-guru panik luar biasa. Kami mencari jalur aman saja, kami rasa kegiatan ini jauh lebih positif.” Tambah Ade.

Perayaan hari guru menjadi momen pertama yang berlatarkan gedung baru, usai direnovasi menjadi dua lantai.

“Bahagia rasanya, guru-guru bisa tersenyum mendapat perlakuan istimewa yang sangat jarang dari anak didiknya. Meski itu pun tak akan cukup untuk  membayar setiap detik pengorbanan, kebaikan dan ketulusan mereka kepada kami.”Jelas Ade.


Acara ditutup dengan halal bi halal antara guru dan siswa. Harapan siswa,  tidak akan pernah punah guru-guru Indonesia yang berkualitas serta berjiwa mulia, yang tulus menyebarkan ilmu dan kebaikan. (Mutia)

Senin, 16 November 2015

Tim Jurnalistik/Mading 2015/2016

Penanggung Jawab: Efri Rantos, S.Pd
Pembina : Atie Lasmanawati, M.Pd

Ketua Umum: Mutia Muthmainnah Firdaus
Ketua 1 : Fayza Allya Kallista                                          Ketua 2 : Nurul Fidha
Waka 1: Nyimas Shafa Amira Berliana                           Waka 2: M. Affif Oktavianto
Sekretaris: Nur Aulia 
Bendahara: Vannisya Rifina Putri


1.    Siedok (Ketua : M. Fadhil Snopary)
1.       Afnil Dwi Oktanto
2.       Olan Pratama
3.       Faradila Irianti
4.       Dinda Rifki Aryani
5.       Fathoyya V.A.

2.    Sekbid Majalah (Ketua : Lina Radhita Vebriyani)
1.       Febysia Helena Sentosa
2.       Vea Gresta
3.       Nani Septianie
4.       Nevelin Angela
5.       Nada Shafiyyah

3.    Sekbid Mading (Ketua: Gricellya Fitri Gustyaningtyas)
1.       Mustika Fatmasari
2.       Distriani Oktarianti
3.       Syifa Syalsabilla
4.       Ummi Khalsum
5.       Rizky Desiana
6.       Errisa F.
7.       Naga Saputra
8.       Panji Prasetyo W.
9.       M. Dicky Hidayatullah
10.   Dhea Kusuma Dewi
11.   Abimanyu Izrico F.N.
12.   Vegent Lorenza


4.    Sekbid Buletin (Ketua: Adzra Aqila Larasah)
1.       Puteri Rahma Yanti
2.       Fahrunnisa Maharani
3.       Tahnia Aulia M.
4.       Lutfia Caesar Hanun

5.  Sekbid Web (Ketua: Royan Dwi Saputra)
1.    Zuhri Kurniawan
2.    Afnil Dwi Oktanto
3.    Olan Pratama
4.    Rikki Ardiansyah


Anggota Jurnalistik/Mading 2015/2016

KELAS
NO.
NAMA
XI MIPA 1
1
Gricellya Fitri Gustyaningtyas
2
Fayza Allya Kallista
3
Lina Raditha Vebriyani
4
Mutia Muthmainnah Firdaus
5
Nur Aulia
6
Nyimas Shafa Amira Berliana
XI IPS 1
7
Nurul Fidha Fitri Kahati
XI IPS 2
8
M. Affif Oktafianto
X MIPA 1
9
Abimanyu Izrico F.N
10
Dhea Kusuma Dewi
11
Errisa F
12
Fahrunnisa Maharani
13
Faradila Irianti
14
Fathoyya Via Azzahra
15
Rizky Desiana
16
Royan Dwi Saputra
X MIPA 2
17
Febysia Helena Sentosa
18
Lutfia Caesar Hanun
19
M. Dicky Hidayatullah
20
Nada Shafiyyah
21
Nani Septianie
22
Nevelyn Angela
23
Tahnia Aulia M
24
Tasya Rusanti
25
Meirizka Alifia
X MIPA 3
26
Dinda Rifki Aryani
27
Puteri Rahma Yanti
28
Vannisya Rifina Putri
29
Tiara Nur Kemala Yansah
30
Aprilia Pratiwi
X MIPA 4
31
Distriani Oktarianti
32
M.Fadhil Senopary
X MIPA 5
33
Panji Prasetyo W
34
Syifa Syalsabilla
35
Ummi Khalsum
36
Zuhri Kurniawan
X IPS 1
37
Adzra Aqila Larasati
38
Afnil Dwi Oktanto
X IPS 2
39
Naga Saputra
40
Vea Gresta
X IPS 3
41
Olan Pratama
X IPS 4
42
Dewi Dheandra Sonia
43
Mustika Fatmasari
44
Wardatul Aqliyah
45
Vegent Lorenza
46
Rikki Ardiansyah
TOTAL 46

Selasa, 10 November 2015

Smansa Unjuk Semangat Berbahasa





“Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia”

Itulah sumpah  yang terekam oleh  langit Indonesia 87 tahun silam. Semangat juang yang dikobarkan para pemuda Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Semangat yang  sama serempak dilambungkan warga Smansa Sungailiat dalam menyemarakkan Bulan Bahasa  beberapa minggu lalu.


Selasa (10/11/2015), Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Sungailiat Masa Bakti 2015/2016 dalam program perdananya menyelenggarakan berbagai perlombaan dalam rangka memperingati Bulan Bahasa.  Kegiatan yang merupakan rutinitas tahunan  ini dilaksanakan dari pukul 08.00—14.30 WIB. Seluruh kelas wajib menyalurkan partisipasinya secara penuh dalam setiap perlombaan yang ditawarkan, antara lain Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI), Poster, Speech Contest, Paduan Suara,  Musikalisasi Puisi, Kabaret, Cerpen, Mading dan Menulis Esai.

Pertunjukan musik dari Tim Musikalisasi Puisi kelas  XI menjadi  pengantar  awal kegiatan. Kegiatan berlanjut dengan pembacaan proposal kegiatan oleh ketua pelaksana yang disusul sambutan Ibu Hj. Nurlela untuk membuka acara. Tujuh perwakilan Bina Sastra dan Bahasa  menampilkan pembacaan  Sajak Seonggok Jagung. Lagu daerah Bangka oleh tim vokal kelas XII juga disenandungkan dalam acara pembukaan ini.
              
  M. Tony Saputra selaku ketua pelaksana menuturkan bahwa kegiatan ini  utamanya untuk meningkatkan rasa cinta siswa dalam berbahasa Indonesia serta melestarikan Bahasa Indonesia yang semakin terancam punah karena tingginya popularitas bahasa asing. Meski begitu,  ada pula beberapa kegiatan seperti menulis cerpen yang  mempergunakan bahasa  daerah (bahasa Bangka) dan Speech Contest untuk mengasah kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris. Kegiatan ini juga sekaligus memperingati Hari Pahlawan dan Sumpah Pemuda sehingga  tema yang diambil bukan hanya mengenai Bahasa Indonesia, melainkan juga mengenai kisah pahlawan dengan mengedepankan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme.


Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) memiliki tujuan tersendiri dalam pelaksanaannya. Di samping mengasah public speaking dalam berbahasa Indonesia, kegiatan ini juga bertujuan untuk merekrut tim baru yang akan diikutsertakan dalam  LDBI tingkat kabupaten. Juri LDBI ini antara lain, Abyzar Alpasyah, salah satu siswa kebanggan Smansa yang Juni silam memperjuangkan nama baik Provinsi Bangka Belitung dalam LDBI tingkat nasional 2015, dan Bu Sofiah yang nantinya akan mendampingi dan membimbing langsung tim debat Smansa untuk bertanding pada LDBI tingkat kabupaten.





Lomba yang paling menarik antusiasme penonton dalam kegiatan Bulan Bahasa ini salah satunya adalah kabaret. Bagaimana tidak, tiap-tiap peserta selalu mempunyai ide yang berbeda dalam mempersembahkan cerita. Dengan menggabungkan nilai nasionalisme, patriotisme dengan lelucon, humor, juga asmara, para aktor melalui peran yang dibawakan mencerminkan kehidupan pahlawan dahulu yang tidak terlepas dari cinta dan tawa di sela-sela deritanya.


Cabang lomba yang mengandalkan seni suara juga tidak kalah menarik. Paduan suara membawakan lagu-lagu nasional sedangkan musikalisasi puisi dengan tiap-tiap grupnya mengadopsi sebuah puisi untuk dijadikan lagu yang akan dibawakan. Dalam mengikuti lomba ini,  tentu sangat memerlukan tingkat kreatifitas yang tinggi. Terbukti, karya musikalisasi puisi beserta penampilan paduan suara dari para peserta mencerminkan tingginya kreatifitas dan jiwa seni siswa-siswi SMA Negeri 1 Sungailiat.

Lomba cerpen dalam kegiatan ini sungguh berbeda dari pelaksanaannya selama ini. Cerpen dibuat sebelum tanggal pelaksanaan dan dipresentasikan pada hari pelaksanaan Bulan Bahasa. Lomba cerita pendek kali ini sepenuhnya  menggunakan bahasa daerah yakni Bahasa Bangka. Dalam mempresentasikan karyanya, para peserta juga diwajibkan menggunakan Bahasa Bangka. Hal ini tidaklah sulit melihat masyarakat Bangka Belitung begitu akrab dengan bahasa daerah yang sehari-hari digunakannya itu.

“Tidak ada kendala. Selama ini, pelaksanaan Bulan Bahasa menghabiskan waktu 2-3 hari.  Ini merupakan tantangan besar bagi OSIS kepengurusan baru karena pada tahun ini mereka dituntut menyelenggarakan semua perlombaan Bulan Bahasa dalam satu hari saja dan Alhamdulillah misi mereka sukses.“  Tutur Hj. Nurlaela  yang sempat menggantikan kepala sekolah dalam pembukaan kegiatan bulan bahasa.


Atas berlangsungnya kegiatan ini,  warga Smansa diharapkan mampu melestarikan bahasa Bangka sebagai bahasa daerah dan unggul dalam penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dengan menempatkan penggunaannya tanpa mengesampingkan kecintaannya terhadap bahasa pemersatu bangsa yakni Bahasa Indonesia. (Mutia, Faradila, Dinda)


Lomba Mading Perpustakaan

Lomba Menulis Esai

Lomba Poster

Speech Contest

Kamis, 18 September 2014

Tim Jurnalistik/Mading 2014/2015

Penanggung Jawab : Efri Rantos, S.Pd
Pembina : Ati Lasmanawati, M.Pd

Ketua: Hesti Paramita Sari
Wakil Ketua: Hudaimi
Sekretaris: Mutia Muthmainnah Firdaus
Bendahara: Winda Riskianita

Anggota: 

1. Nyimas Shafa A.B
2. Fayza Allya Kallista
3. Gricellya Fitri Gustyaningtyas
4. Prika Damayanti
5.Desthya Daniarti
6.Diza Vaninda
7. Angga Artha Adithia
8. Bramanda Fakhri R.
9. Hudaimi
10.Alfarizi Ade Karlin Kusuma
11.Nurul Fidha F.K
12.M. Afif Oktafianto
13.Citra Cantika
14.Windi Asnofa
15.Bobby Okvriansyah
16.Krisna Monica
17.Sabilla Utami Dewi
18.Ismu Achmad Syarofi
19.Reni Mahyuni
20.Selvi Andini
21.M. Aldi Chadafi
22.Gitta Amandha
23. Indieta Ramadhani
24.Rizki Dianty
25. Nurliza
26. Putri Indriani
27. Ressy Angraini
28.Syawalia Pramita
29.Ranthy Aprilia
30 Anayya
31.Tiara Hernisa
32.Fitaloka Putri
33. Rafli Listianto
34. Gusti Ivanda
35. Maresca Elzaria Vera
36. Andi Aldi
37. Adithya Mirza Nugraha
38. Mega Waliyyu
39. Rivaldo Reira

Rabu, 27 November 2013

Perjalananku

Apa yang bisa ku lakukan saat ku rasa harapan yang ku impikan tak kunjung ku temukan?? Aku ingin sekali melakukan suatu hal yang bisa membuat kau bangga akan diriku. Tapi apa?? Aku tak mampu menemukannya. Harapan itu masih terus bersembunyi diantara jutaan bintang. Mengajak ku untuk menelusuri satu per satu impian yang pantas untuk ku wujudkan. Ku rasa aku terlalu cepat berputus asa saat aku memikirkan jalan menuju impian ku cukup sulit. Baru memikirkannya saja ku rasa pikiran ku sudah terseok seok.
Memang kondisi fisik ku tak mendukung untuk melakukan suatu hal. 15 tahun yang lalu aku dillahirkan tanpa kedua kaki. Keadaan ku sempat membuat sedih kedua orang tua ku, tapi tak lantas memutuskan kasih sayang mereka. Siang malam mereka memberikan kasih sayang itu, tak mengenal kata putus. Kini usia ku makin bertambah, menyadarkan ku untuk segera membahagiakan kedua orang tua ku. Aku terjebak diantara keadaan , memaksa ku untuk berpikir ulang akan kebahagiaan itu. Tiba tiba ide itu menyapa ku saat aku termenung menatap bintang malam ini. Percikan sinarnya mampu membuka kunci hilang yang ku cari selama ini. Ya, aku akan melakukannya. Aku percaya aku bisa dan mampu.
Perlahan tapi pasti aku mencoba berbagai keterampilan yang terbuat dari berbagai daun yang dikeringkan. Berkali kali aku mencoba dan selalu gagal. Perasaan putus asa menyerang ku dan mencoba mengajak ku untuk tak usah lagi berusaha. Ku hiraukan perasaan itu. Pernahkah kedua orang tua ku berputus asa saat mencoba membangkitkan semangat ku agar aku tak malu dengan kondisi ku?? tidak. Lantas, bagaimana mungkin aku bisa dengan ringannya berputus asa begitu saja. Sungguh hal yang begitu memalukan bila aku melakukan itu.
3 tahun lamanya aku mempelajari seluk beluk mengenai berbagai macam daun. Mengikuti berbagai perlombaan, menciptakan berbagai kreasi unik menurut ku. Kecintaan ku pada daun daun kering ternyata mampu menyihir seorang wisatawan asing untuk mengajak ku lebih dalam mempelajari daun kering diluar negeri. Dengan pertimbangan penuh,aku menyetujuinya. Ketika aku sampai pada tempat tujuan ku, Eropa, ternyata disana sedang dalam musim gugur. Jatuhan demi jatuhan daun daun kering bagai kerlipan emas. Tak kulewatkan kesempatan itu untuk memunguti daun maple yang sudah ku impikan sejak awal aku meniti keterampilan ini.
Tak menunggu esok hari, aku segera membuat keterampilan pada daun maple yang kering. Ku pastikan daun maple pertama yang ku buat sampai pada kedua orang tua ku. Bertahun tahun aku meniti langkah dengan pasti. Mulai merambah pada bisnis. Tanpa sadar sudah banyak orang yang menganal diriku. Berbagai pertanyaan mulai muncul. Pendidikan terakhir, proses sampai aku berhasil sampai sekarang, yang berperan paling peting dalam hidup dan lainnya. Dari semua pertannyaan hanya satu pertanyaan yang paling ku sukai. Dari mana asal mu?? Dengan sejuta senyuman yang ku ukir, aku menjawab “aku berasal dari Indonesia”.
Ntahlah mengapa pertanyaan itu yang paling ku sukai. Ku rasa aku sangat mencintai negara ku. Aku bangga akan diriku yang bisa membawa nama negara dengan baik. Saat ini, ingin sekali ku teriakan kepada seluruh dunia “aku Risa, wanita berusia 23 tahun tanpa kaki berhasil membuat mu bangga akan diriku, Indonesia.”